Pengertian dan Klasifikasi Herbisida

1. Pengertian Herbisida
Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan gulma. Herbisida 
yang diaplikasikan dengan dosis tinggi akan mematikan seluruh bagian tumbuhan. Namun pada dosis yang lebih rendah, herbisida akan membunuh tumbuhan tertentu dan tidak merusak tumbuhan yang lainnya. keuntungan 
menggunakan herbisida diantaranya : dapat mengendalikan gulma sebelum 
mengganggu tanaman budidaya, dapat mencegah kerusakan perakaran tanaman 
yang dibudidayakan, lebih efektif dalam membunuh gulma, dalam dosis rendah 
dapat berperan sebagai hormon tumbuh, dan dapat meningkatkan produksi 
tanaman budidaya dibandingkan dengan perlakuan pengendalian gulma dengan 
cara yang lain. Pemakaian suatu jenis herbisida secara terus menerus akan 
membentuk gulma yang resisten sehingga akan sulit mengendalikannya (Sukman dan Yakub 1991). 

2. Klasifikasi Herbisida
A. Berdasarkan Waktu Aplikasi
Herbisida yang digunakan dalam pengendalian gulma pada lahan pertanian menurut waktu aplikasinya dibedakan menjadi :

1. Herbisida pra-pengolahan tanah, adalah herbisida yang diaplikasikan 
pada lahan sebelum lahan tersebut diolah dan ditumbuhi gulma dengan 
tujuan membersihkan lahan sebelum dilakukannya pengolahan tanah, contohnya adalah herbisida dengan bahan aktif paraquat.

2. Herbisida pra-tanam, adalah herbisida yang diaplikasikan pada lahan setelah dilakukan pengolahan tanah dan sebelum lahan tersebut ditanami tanaman budidaya dengan tujuan mengendalikan serta mencegah biji maupun organ perbanyakan vegetatif gulma lainnya yang muncul berkat proses pembalikan tanah ke permukaan tumbuh di lahan, contohnya adalah herbisida dengan bahan aktif EPTC dan triazin.

3. Herbisida pra-tumbuh, adalah herbisida yang diaplikasikan setelah lahan 
ditanami, namun sebelum tanaman dan gulma tumbuh di lahan tersebut 
dengan tujuan menekan pertumbuhan gulma yang akan tumbuh bersamaan 
dengan tumbuhnya tanaman budidaya, contohnya herbisida dengan bahan 
aktif nitralin.
4. Herbisida pasca tumbuh, adalah herbisida yang diaplikasikan pada lahan 
setelah tanaman yang dibudidayakan tumbuh di lahan tersebut dengan tujuan menekan keberadaan gulma setelah tanaman yang dibudidayakan tumbuh, contohnya adalah herbisida dengan bahan aktif propanil, glyphosate, dan dalapon.

B. Berdasarkan Cara Kerja
Herbisida juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerja, selektifitas, dan 
sifat kimianya. Berdasarkan cara kerjanya herbisida yang digunakan untuk 
mengendalikan gulma secara kimia pada lahan pertanian dibedakan menjadi :

1. Herbisida kontak, herbisida kontak adalah herbisida yang langsung 
mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena langsung 
(kontak) larutan herbisida, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. 
Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk 
memberantas gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki 
sistem perakaran tidak meluas. Salah satu contoh cara kerja herbisida 
kontak adalah dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang 
memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida 
kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar bahan 
aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh efek 
pengendalian aktifnya yang lebih baik. Bagian gulma yang tidak terkena 
langsung oleh herbisida ini tidak akan rusak karena di dalam jarinngan 
tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak ada yang 
ditranslokasikan ke bagian-bagian gulma lainnya. Jika ada, bahan tersebut ditranslokasikan melalui phloem. Herbisida kontak hanya mematikan 
bagian tanaman hidup yang terkena larutan, jadi bagian tanaman dibawah 
tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi. Keistimewaannya
dapat membasmi gulma secara cepat, 2-3 jam setelah disemprot gulma 
sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati. Sehingga bermanfaat jika waktu 
penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya, gulma akan tumbuh 
kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian dan bila herbisida ini 
tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada gulma. 
Contohnya herbisida kontak adalah herbisida yang bahan aktifnya asam 
sulfat 70 %, besi sulfat 30 %, tembaga sulfat 40 %, paraquat, gramoxon, 
herbatop dan paracol.

2. Herbisida sistemik, herbisida sistemik adalah herbisida yang mematikan 
gulma dengan cara bahan aktifnya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau 
bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau 
sebaliknya. Herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh 
tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung 
mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara 
menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam 
jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, 
titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Herbisida sistemik mematikan 
gulma dengan menghambat fotosisntesis, seperti herbisida berbahan aktif 
triazin dan substitusi urea amida; menghambat pernafasan (respirasi), 
seperti herbisida berbahan aktif amitrol dan arsen; menghambat 
perkecambahan, seperti herbisida berbahan aktif tiokarbamat dan 
karbamat; menghambat pertumbuhan gulma, seperti herbisida berbahan 
aktif 2, 4 D, dicamba, dan picloram. Beberapa faktor yang mempengaruhi 
efektivitas herbisida sistemik adalah keadaan gulma dalam masa tumbuh 
aktif, cuaca yang cerah serta tidak berangin pada saat penyemprotan, tidak 
melakukan penyemprotan pada saat menjelang hujan, areal yang akan 
disemprot dikeringkan terlebih dahulu, gunakan air bersih sebagai bahan 
pelarut. Keistimewaan dari herbisida sistemik ini yaitu dapat mematikan 
tunas-tunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Efek terjadinya hampir sama merata ke seluruh bagian 
gulma, mulai dari bagian daun sampai perakaran. Dengan demikian, proses 
pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi 
pengendalian dapat lebih lama (panjang). Penggunaan herbisida sistemik 
ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya 
aplikasi. Herbisida sistemik dapat digunakan pada semua jenis alat 
semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi), karena penyebaran bahan 
aktif ke seluruh gulma memerlukan sedikit pelarut.

C. Berdasarkan Toksisitas (Baca Selengkapnya)


*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post