A.
Pengertian
Mineral Makro dan Jenis-jenisnya
Mineral merupakan komponen inorganik
yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral
terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro dibutuhkan dengan jumlah 100mg perhari, sedangkan mineral mikro
dibutuhkan kurang dari 100mg perhari. Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh akan memiliki fungsi khasnya.
Mineral bagi ternak ruminansia,
selain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, juga digunakan untuk
mendukung dan memasok kebutuhan mikroba rumen. Apabila terjadi defisiensi salah
satu mineral maka aktifitas fermentasi mikroba tidak berlangsung optimum
sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas ternak. Lambatnya pertumbuhan
ternak dapat disebabkan faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan
salah satunya adalah pakan, pakan yang tidak mencukupi kebutuhan mineral tubuh
ternaka dapat mengakibatkan defisiensi mineral. Kekurangan mineral mengakibatkan
ternak mengalami penurunan nafsu makan, efisiensi makanan tidak tercapai,
terjadi gangguan pertumbuhan, dan ganguan kesuburan ternak bibit. Apabila
definiasi tersebut hebat, gejala klinis dapat terlihat, tetapi bila terjadinya
ringan kemungkinan gejala klinis tidak akan terlihat atau sulit terdiagnosa
(Anonim, 2010).
Mineral Makro
Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg perhari. Mineral
yang termasuk dalam mineral makro utama adalah Calcium (Ca). Magnesium (Mg),
Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (Cl), dan Natrium (Na). Unsur
mineral makro berperan penting dalam aktifitas fisiologis dan metabolisme
tubuh. Mineral makro berfungsi dalam pembentuksn struktur sel dan jaringan,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan berfungsi dalam cairan tubuh baik
intraseluler dan ekstraseluler (Darmono,1995).
Ø Natrium
(Na)
Natrium merupakan kation
utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40% terdapat
dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pankreas mengandung banyak
natrium. Sumber utama natrium
adalah garam dapur (NaCl).
Sumber natrium yang lain berupa
glutamate (MSG), kecap dan makanan yang
diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging,
telur, ikan, mentega, dan lainnya.
Kelebihan natrium dapat menimbulkan
keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Kelebihan natrium akan dikurangi melalui urin yang diatur oleh
hormon aldosteron yang dikeluarkan
oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun. Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, dan
kehilangan nafsu makan. Dapat
terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium.
Ø Clorida
(Cl)
Clor merupakan anion utama
ekstraseluler. Konsentrasi clor tertinggi adalah
dalam cairan serebrospinal (otak dan sumusm tulang belakang), lambung, dan pankreas. Clor terdapat
bersamaan daengan natrium dalam garam
dapur. Beberapa sayuran dan buah juga
mengandung clor. Clor hampir
seluruhnya diabsorpsi melalui usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat. Gangguan apabila
kekurangan clorida dapat menyebabkan
muntah, muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Sedangkan kelebihan yang akan dialami akan menyebabkan
muntah.
Ø Kalium
(K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan
positif yang terdapat dalam sel dan
cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makana segar atau mentah,
terutama buah dan sayur. Kalium
memegang peran penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektolit seta keseimbangan asam basa. Kalium
diabsorpsi dengan mudah dalam usus
halus. Kalium diekresi melalui urin, feses, dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh
ginjal melalui kemampuannya
menyaring, menadsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium dibawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam
bentuk ion dengan menggantikan ion
natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam
tubulus ginjal. Kelebihan kalium dapat menyebabkan gagal jantung apabila ada gangguan fungsi ginjal.
Kekurangan kalium menyebabkan lesu, lemah,
kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.
Ø Kalsium
(Ca)
Kalsium merupakan mineral yang
paling banyak dalam tubuh yang berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Kalisum mengatur keja hormon dan faktor pertumbuhan. Kalsium adalah
elemen mineral yang paling banyak
dibutuhkan oleh tubuh ternak.
Jika
ransum ternak pada masa pertumbuhan defisiensi Ca maka pembentukan tulang menjadi kurang sempurna dan akan
mengakibatkan osteomalacia
(Sutama,2009).
Sebanyak 30-50% kalsium yang
dikonsumsi diadsorpsi melalui tubuh dibagian
atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam kondisi
terlarut. Adsorpsi kalsium terutama dilakukan
secara aktif dengan menggunakan alat angkut pengikat protein kalsium. Kalsium hanya bisa terabsorpsi
apabila terdapat bentuk larut air dan
tidak mengendap karena unsur makanan lain. Kalsium yang tidak terabsorpsi akan keluar melalu feses.
Kelebihan mengkonsumsi kalsium akan
menyebabkan timbulnya batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi.
Kekurangan kalsium akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis.
Ø Magnesium
(Mg)
Magnesium sangat penting peranannya
dalam metabolisme karbohidrat dan
lemak. Magnesium diadsorpsi di usus halus dengan bantuan alat bantu aktif
dan secara difusi pasif. Di dalam darah, magnesium terdapat dalm bentuk ion bebas. Keseimbangan magensium dalam
tubuh terjadi melalui penyesuaian
eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya hormon tiroid, asidosis, aldesteron
serta kekurangan fosfor dan
kalium.
Tubuh hewan dewasa mengandung 0,05%
Mg. Retensi dan adsorpsi Mg pada sapi
perah erat kaitannya dengan kebutuhannya. Enam puluh persen Mg dalam tubuh hewan terkonsentrasi
di tulang sebagai bagian dari mineral yang
mengkristal dan permukaan kristal terhidrasi. Mg berperan dalam membantu aktifitas enzim, seperti
thiamin phyrofosfat sebagai kofaktor.
Sekitar 30-50% Mg dari rata-rata konsumsi harian ternak akan diserap di usus halus. Penyerapan ini
dipengaruhi oleh protein, laktosa, vitamin
D, hormon pertumbuhan, dan antibiotik (Poedjiadi, 1994).
Ø Sulfur
(S)
Sulfur berasal dari makanan yang
terikat pada asam amino yang mengandung
sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Sulfur t erdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut,
dan kuku yang banyak mengandung
jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung protein. Fosfor dapat diadsorpsi
secara efisien sebagai fosfor
bebas dia dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam
mukosa usus halus dan diadsorpsi
secara aktif yang diabntu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi aktif.
Kelebihan sulfur akan menyebabkan
ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga
dapat menimbulkan kejang saat kadar fosfat darah terlalu tinggi.
Kekurangan sulfur bisa terjadi
karena menggunakan obat antacid untuk menetralkan
asam lambung yang dapat mengikat sulfur sehingga tidak dapat diadsorpsi..
Ø Fosfor
(P)
Fosfor merupakan mineral kedua
terbanyak dalam tubuh sekitar 1% dari berat
badan. Fosfor mengandung peranan penting dalam mensterilisasi tulang. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi
serta dalam sel yaitu otot dan cairan
ekstraseluler. Fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi
dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP). Fosfor
terdapat pada semua sel makhluk hidup , terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, dan
susu, kacang-kacangan, dan sereal.
Kandungan fosfor dalam tubuh ternak lebih rendah dari pada kandungan Ca (Tillman, 1988).
Kekurangan mineral fosfor akan mengakibatkan
kerusakan tulang dengan gejala lelah dan kurang nafsu makan. Kelebihan mineral fosfor akan menimbulkan kejang.
B.
Pengertian
Mineral Mikro dan Jenis-jenisnya
Mineral Mikro
Mineral
mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg sehari, mempunyai
peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Kandungan mineral
mikro dalam bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mental mikro tanah
asal bahan makanan tersebut. Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn),
Yodium (I), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co).
Ø Besi
(Fe)
Besi dalam makanan yang di konsumsi
berada dalam bentuk ikatan ferri (umumnya pada pangan nabati) maupun ikatan
ferro (umumnya pangan hewani). Besi yang terbetuk ferii oleh getah lambung,
direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah diserap sel mukosa usus. Adanya
vitamin C juga membantu proses reduksi tersebut. Besi berfungsi sebagai alat
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron
di dalam sel yang berperan dalam metabolisme energi sebagai bagian terpadu
berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Kekurangan besi akan
mengakibatkan pendarahan akibat cacingan atau luka dan akibat penyakit-penyakit
yang menggangu adsorpsi, seperti penyakit gastro instenial. Kekurangan besi
umumnya menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya
kemampuan kerja. Pada anak-anak akan mengakibatkan timbulnya apatis, mudah
tersinggung, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
Ø Seng
(Zn)
Seng adalah mikromineral yang ada
dimana-mana dalam jaringan tubuh manusia
atau hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme.
Zn diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan
metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis protein, sistesis
asam nukleat, biosintesis heme, transfer CO2 dan reaksi-reaksi lain.
Peranan Zn dalam metabolisme kulit dan jaringan pengikat adalah dalam sintesis
protei dan mungkin juga dalam replikasi sel, walaupun belum jelas mekanismenya
(Linder, 1992).
Secara fisiologus, seng diabsorbsi
melalui dua proses yaitu uptake seng dari lumen gastrointesitnal ke dalam
entrosit (atas) dan transport dseng dari entrosit kedalam sistem sirkuler
(bawah). Seng dikeluarkan tubuh melalui tinja, urin, dan jaringan yang terlepas
termasuk kulit, rambut, dan sel-sel mukosa, pertumbuhan kuku, menstruasi, dan ejakulasi.
Kekurangan seng akan terjadinya penurunan nafsu makan sampai gangguan sistem
pertahanan tubuh (Underwood,2001).
Ø Yodium
(I)
Yodium merupakan komponen penting
dalam sintesis hormon tiroid, yaitu hormon yang berfungsi mengatur suhu tubuh,
metabolisme dasar, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pembentukan sel
darah merah serta fungsi otot dan saraf. Dalam darah, yodium terdapat dalam
bentuk yodium bebas atau teriakat dengan protein. Sumber yodium diantaranya
adalah garam beryodium, ikan laut, dan rumput laut. Kelebihan pada yodium akan
mengakibatkan gondok, seperti halnya kekurangan yodium.
Ø Mangan
(Mn)
Sumber pangan yang mengandung mangan
terdapat pada tepung gandum, kacang-kacangan, daging, ikan, dan ayam. Mangan
diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan
dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses.
Kelebihan mangan dapat mengakibatkan keracunan. Dalam waktu lama hal ini dapat
menyebabkan gejala kelainan otak disertai tingkah laku abnormal, yang
menyerupai penyakit parkinson.
Ø Tembaga
(Cu)
Sumber makanan yang mengandung
tembaga diantaranya adalah susu dan sereal. Terdapat juga dalam hati, tiram,
daging, dan kacang-kacangan. Dalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi
kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu
meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan
melalui urin, keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses.
Fungsi
dari tembaga berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi
enzim, misalnya sitokrom, oksidase.
Kelebihan
tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga dalam hati yang dapat
menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan ini dapat terjadi karena menggunakan alat masak dari bahan
tembaga, terutama apabila digunakan untuk memesak cairan yang bersifat asam.
Konsumsi dosis tinggi menyebabkan kematian.
Ø Selenium
(Se)
Sumber pangan yang mengandung
selenium terdapat dalam ikan laut dan kerang. Dalam pangan nabati tergantung
pada kandungan selenium dalam tanah tempat tanaman tersebut tumbuh. Fungsi
selenium sebagai antioksidan. Defisiensi selenium menyebabkan aktifitas enzim
glutation perioksidase menurun dan kekebalan tubuh menurun Konsumsi selenium
diatas 850mg/hr berpengaruh pada kesehatan yaitu terjadinya mual, muntah, dan
diare. Konsumsi diatas 500omg/hr akan menyebabkan terjadinya perubahan kuku dan
terjadinya kerontokan rambut.
Ø Flour (F)
Sumber pangan terdapat dalam air,
makanan laut, ikan dan makanan hasil ternak. Fungsi fluor
adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi, serta untuk
mencegah karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat menyebabkan terjadinya keracunan.
Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi kekuning-kuningan)
mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah. Defisiensi fluor akan
menyebabakan terjadinya karies pada gigi.
Ø Cobalt
(Co)
Cobalt merupakan komponen vitamin B12
yang diperlukan bagi perkembangan normal se-sel darah merah. Sumber utamanya
adalah sayuran berdaun hijau. Cobalt mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh
ruminansia