Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kewirausahaan Pengolahan Limbah Buah Rambutan di Desa Keleyan Kabupaten Bangkalan

 Abstrak

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk pelatihan kewirausahaan yang berdasarkan potensi yang ada. Kegiatan pemberdayakan masyarakat Desa Keleyan dilakukan dengan metode sosialisasi, pelatihan dan praktek pengolahan limbah rambutan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan kewirausahaan berdasarkan potensi unggulan di Desa Kelayan berfokus pada pembentukan pola pikir masyarakat dari pekerja menjadi pencipta pekerjaan. Substansi pelatihan kewirausahaan terkait dengan potensi Desa Keleyan memanfaatkan limbah rambutan. Limbah rambutan yang digunakan adalah biji dan kulit yang bisa diolah menjadi emping biji rambutan Keleyan (EBI BULE), teh kulit rambutan (Teh Kabayan) dan kompos takakura. Selain itu masyarakat juga diperkenalkan pada pentingnya kemasan dan desain label makanan agar menarik minat pembeli. Hasil pelatihan kewirausahaan diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Kata Kunci : limbah rambutan, kewirausahaan, Desa Keleyan

Rambutan (Nephelium laphecium) merupakan tanaman buah hortikultural dengan famili Sapindacaeae. Rambutan termasuk jenis buah khas daerah tropis dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit. Rambutan berasal dari Indonesia dan telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. Rambutan dibudidayakan dengan memanfaatkan buah yang mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi ada pula sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai pohon pelindung di pekarangan, sebagai tanaman hias.

Produksi buah rambutan sangat besar dan berpotensi menghasilkan devisa. Produksi rambutan di Indonesia pada tahun 2017 cukup besar yaitu 523.704 ton dan diekspor sebesar 290.885 ton. (BPS, 2017) Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan ekspor rambutan naik 98,3%. Tujuan ekspor rambutan Indonesia antara lain Amerika Serikat, German, Belanda, Perancis, Arab Saudi,Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Singapura, Qatar, Nederland dan Taiwan.

Rambutan mengandung nutrisi, setiap 100 gram kalori 82 kkl, 0,25 miligram besi, 0,343 miligram mangan, 0,08 miligram seng, 8 mikrogram folat, 0,022 miligram riboflavin, 0,013 miligram tiamin dan 0,02 miligram [12] vitamin B6. Juga mengandung sekitar 20,87 gram karbohidrat, 0,9 gram serat makanan, 0,21 gram lemak, 0,65 gram protein, 22 miligram kalsium, 7 miligram magnesium, 9 miligram fosfor, 42 miligram kalium, 11 miligram natrium, 4,9 miligram vitamin C, 1,352 miligram niacin. Menurut Hariana, A. (2006) rambutan mengandung zat besi, kalsium, karbohidrat, fosfor, lemak, protein dan vitamin C. Tidak hanya buahnya, kulit buah rambutan juga mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli dan S.aureus (Yudaningtyas, 2009). Penelitian Anshory (2006) menyebutkan bahwa ekstrak etanol kulit buah rambutan memiliki kemampuan meredam radikal bebas DPPH lebih besar dibandingkan vitamin E. Penelitian Thitilerdecha et al., (2010) menyebutkan bahwa beberapa senyawa fenolik seperti asam ellagat, corilagin dan geranin yang diisolasi dari ekstrak metanol kulit buah rambutan merupakan senyawa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas antioksidan. Kulit buah rambutan mengandung flavonoid, tanin dan saponin (Dalimartha, 2005) serta antosianin yang diduga sebagai pigmen yang membuat kulitnya berwarna merah tua (Wijaya et al., 2001).

Biji rambutan mengandung polifenol (Dalimartha, 2005) dan beberapa senyawa golongan flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak etanol biji rambutan yaitu senyawa flavonol tersubstitusi gula pada posisi 7-O dengan gugus hidroksil pada posisi 3, 5, dan 4; senyawa flavonol tersubstitusi pada 3-O dan 7-O dengan gugus hidroksil pada posisi 5 dan 4; dan senyawa flavonoid tersubstitusi pada 5-O (Asrianti et al., 2006). Berdasarkan penelitian Thitilerdecha et al. (2008), senyawa fenolik yang terdapat dalam ekstrak biji rambutan merupakan senyawa yang berperan dalam aktivitas antioksidan dan antibakteri. Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang ditemukan pada tanaman dapat beraktivitas sebagai antioksidan (Hernani dan Rahardjo, 2006). Penelitian Maisuthisakul et al. (2006) membuktikan bahwa tingginya senyawa fenolik dan flavonoid dari beberapa tanaman menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat. Penelitian Utami et al. (2005) juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar senyawa fenolik dan flavonoid maka aktivitas penangkap radikalnya semakin meningkat.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post